5 Rekomendasi Majalah Indie Keren – Sejak saya masih sangat muda, saya suka membaca dan berlangganan majalah. Sejak saya berlangganan majalah Bobo ketika saya masih muda, saya berlangganan majalah Bobo ketika saya masih di sekolah menengah pertama, dan kemudian saya berlangganan majalah Girls and Go Girl! Setelah lulus kuliah, saya masih tergila-gila dengan majalah, tapi kali ini majalah independen dari luar.

5 Rekomendasi Majalah Indie Keren

 Baca Juga : Majalah Musik Indonesia yang Kamu Harus Tahu

hns-info – Majalah indie dari luar negara ini amat istimewa buatku, sebab tidak hanya poin yang diulas lebih buat greget, saya menemukan banyak sekali gagasan dari artikel- artikel mereka.

Berlainan dengan majalah lokal di Indonesia, poin pembahasan tidak saja mengenai cinta- cintaan, narasi bintang film, era sekolah, nada, mode, dan lain- lain. Mereka lebih mangulas mengenai handmade stuff, cara inovatif, craftmanship, mindfulness, serta sebagian creative writing( sedemikian itu saya menyebutnya) yang membahas mengenai perihal yang tidak tersangka ataupun simpel namun nyatanya menarik buat diulas.

Misalnya saja, disalah 1 majalah indie – ku, ada artikel yang mangulas jalinan pimpinan & para karyawannya yang dipererat dengan maksi bersama . Ebuset cuma makan siang, tetapi nyatanya terdapat keuntungannya pula betul tujuan dari kegiatan simpel itu. Dikisahkan lebih lanjut, terdapat sebagian perihal yang jadi profit dengan terdapatnya kerutinan itu, salah satunya dapat tingkatkan kemampuan mereka.

Kenapa dapat? Iya, dikala makan siang terdapat percakapan yang lebih terasa terdapatnya atensi serta independensi antara atasan serta pegawai buat silih paham satu serupa lain. Sang pegawai merasa dinilai dengan didengarnya erang kesah ataupun perihal yang bisa jadi membatasi dirinya dikala bertugas.

Sedemikian itu pula dengan sang atasan, dengan cara tidak langsung ia dapat paham apa saja hambatan yang sepanjang ini dialami para pegawai. Narasi itu pula ditulis dengan bahasa bebas serta perorangan( tidak gunakan poin- poin gitu seperti modul kuliah hehe) alhasil jadi lezat dibaca. Serta sedang banyak postingan menarik yang lain yang tidak dapat saya ceritakan satu persatu.

Majalah indie dikala ini lebih berhasil dari majalah mainstream, sebab tidak hanya mempunyai konsep bentuk yang inovatif, tema majalah pula amat menarik serta cocok dengan pembagian pasar yang memanglah mereka peruntukan sasaran( ilustrasinya: art, craft, parenting, gerak badan, indie music, design, dan lain- lain).

Terdapat banyak majalah indie menarik diluar situ, namun saya terkini memiliki 7 majalah yang jadi kesukaan, apalagi hingga saya bela- belain buat beli di luar dengan metode online( ini bagian yang sangat tidak lezat, buat di kantung hahaha). Ok, selanjutnya 5 majalahnya( antrean bukan bersumber pada yang sangat kesukaan betul, random saja yang langsung saya pikirkan):

1. Kinfolk

Jika kamu penggemar keadaan beraroma slow living tentu amat tahu dengan majalah dari Portland ini. Betul, majalah Kinfolk yang covernya amat estetik alhasil kerap dijadikan properti di potret- potret anak Instagram. Desainnya yang minimalis, kayaknya lebih menguatkan di penyusunan postingan mereka selaku pembujuk pembacanya. Saya amat menikmati Kata – kata disetiap episodenya( walaupun saya bukan pengikut slow living), poin yang diulas amat simpel tetapi ngena amat sangat dipikiran kita, seperti itu yang dapat saya simpulkan dari majalah ini.

2. Frankie magazine

Ini merupakan majalah paket komplit! Jika kamu penggemar keadaan inovatif, kamu dapat menciptakan bermacam berbagai gagasan di majalah ini. Poin yang diulas mulai dari art, craft, design, photography, music, bidang dalamnya, mode, books, serta sedang banyak lagi! Komplit kan? Majalah ini berawal dari Australia, serta ialah majalah indie awal yang membuat mataku terbuka dengan majalah indie luar negara. Semenjak memahami majalah Frankie saya jadi ketagihan buat mencari majalah indie yang lain.

3. Smith Journal

Smith Journal ini menurutku merupakan Frankie versi laki- laki. Tidak hanya regu sidang pengarang Smith Journal orangnya terdapat yang serupa dengan regu sidang pengarang Frankie, dan industri yang menaungi mereka serupa,

poin yang diulas pula nyaris mendekati dengan Frankie. Hendak namun postingan Smith Journal saya rasa” lebih berat” serta diperkuat bagian cowoknya dengan menaikkan poin yang beberapa besar( umumnya) disukai oleh pria misalnya semacam teknologi, adventure( outdoor, nature), science, dan lain- lain. Awal mulanya saya tidak sangat ketahui dengan” kedatangan” Smith Journal ini( sementara itu terdapat semenjak 2011 serta saya terlambat amat sangat ngertinya).

Wujud majalahnya lebih besar dari majalah yang lain, serta cover majalah yang amat cowo jadi buat saya tidak terpikat pada pemikiran awal melihatnya. Tetapi sedemikian itu baca artikelnya, menarik sekali nyatanya, serta jadi tidak ingin menyudahi bacanya. Terdapat postingan wawasan yang uang kecil pula yang buat saya sedikit surprise, ilustrasinya di Smith Journal daya muat 3, terdapat postingan bertajuk Bad Inventions, yang bermuatan sebagian temuan terburuk yang sempat dilahirkan di bumi ini. Sungguh- sungguh, postingan ini betul- betul buat saya mencermati suatu yang simpel dengan cara detil hahaha.

4. Flow magazine

Majalah dari Belanda ini telah amat populer serta dicetak dalam sebagian bahasa. Mengklaim selaku majalahnya para penggemar kertas( magazine for paper lovers), majalah Flow amat tidak berubah- ubah dalam menjaga klaim itu.

Perihal ini dapat kita amati dari bonus- bonus free yang ialah aksesoris kertas( semacam: notepad, postcard, pembatas novel, serta sedang banyak lagi), kemudian Flow magazine pula teratur membuat satu novel berisikan 300 lembar paper goodies( pernak pernik dari kertas seluruh) namanya Book For Paper Lover, serta jika kamu mempunyai majalah Flow tentu memandang dengan cara gamblang jika mereka memakai sebagian tipe kertas buat satu majalah.

Seniat itu mereka betul? Iya, saya hingga tidak ingin amati bayaran penciptaan mereka hahaha tentu luar lazim buat satu majalah saja. Poin yang jadi pembahasan di Flow merupakan mindfulness, interview maker atau artisan, craft, art, style hidup, serta sedang banyak lagi.

 Baca Juga : Majalah Chic Sebagai Majalah Wanita Karir Indonesia

5. Extra Curricular magazine

Terbuat oleh seseorang perempuan bernama Ellie Smith, yang beralamat di New Zealand, Extra Curricular ini lebih kulihat selaku zine bukan magazine. Regu sidang pengarang senantiasa berganti disetiap versi( kayaknya julukan regu redaksinya pula ialah penyumbang yang ia interview buat ditiap edisinya), majalah ini bertahan cuma hingga versi ke 20.

Saat ini mereka telah tidak menerbitkan majalahnya lagi, amat disayangkan sebab saya amat senang. Kertasnya tebal serta baik amat sangat( recycle paper lagi!!), dimensi majalahnya yang cuma berdimensi A5 amat handy dapat dibawa kemana saja.

Kekurangan yang saya amati( saya memiliki 2 versi, ialah versi 9 serta 19) majalah ini cuma berisikan interview maker atau artisan, bimbingan craft, formula olahan, serta review produk handmade saja, tidak terdapat rubrik yang lain lagi. Majalah ini pula terkategori pipih dengan 60 laman saja. Walaupun sedemikian itu saya tidak menyesal telah menghabiskan banyak duit buat membelinya( ongkirnya lebih mahal dari harga majalahnya huhuhu).